Thursday, May 22, 2014

Lepra / Kusta

Sebaiknya anda tahu :
1.    Penyakit Hansen atau Penyakit Morbus Hansen yang dahulu dikenal sebagai penyakit kusta atau lepra
2.    Penyakit infeksi kronis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae, ditemukan oleh seorang ilmuwan Norwegia bernama Gerhard Henrik Armauer Hansen pada tahun 1873.
3.    Tahun 2008 ditemukan Mycobacterium lepromatosis oleh Universitas Texas yang  menyebabkan endemik sejenis kusta di Meksiko dan Karibia, yang dikenal lebih khusus dengan sebutan diffuse lepromatous leprosy.
4.    Saat ini penyakit lepra lebih disebut penyakit Hansen, bukan hanya untuk menghargai jerih payah penemunya, melainkan juga karena untuk mengurangi stigma sosial yang tak seharusnya diderita oleh pasien kusta.

Epidemiologi:

1.   Distribusi penyakit kusta dunia pada 2003.
Di seluruh dunia, dua hingga tiga juta orang diperkirakan menderita kusta. India adalah negara dengan jumlah penderita terbesar, diikuti oleh Brasil dan Myanmar.
2.    Kelompok berisiko
a)    berisiko tinggi terkena kusta adalah yang tinggal di daerah endemik dengan kondisi yang buruk seperti tempat tidur yang tidak memadai, air yang tidak bersih, asupan gizi yang buruk,
b)    Adanya penyertaan penyakit lain seperti HIV yang dapat menekan sistem imun.
c)     Pria memiliki tingkat terkena kusta dua kali lebih tinggi dari wanita.

Ciri-ciri kusta :

1.    Manifestasi klinis dari kusta sangat beragam, namun terutama mengenai kulit, saraf, dan membran mukosa
2.    Penyakit ini adalah tipe penyakit granulomatosa pada saraf tepi dan mukosa dari saluran pernapasan atas; dan lesi pada kulit adalah tanda yang bisa diamati dari luar
3.    Bila tidak ditangani, kusta dapat sangat progresif, menyebabkan kerusakan pada kulit, saraf-saraf, anggota gerak, dan mata.
4.    Tidak seperti mitos yang beredar di masyarakat, kusta tidak menyebabkan pelepasan anggota tubuh yang begitu mudah, seperti pada penyakit tzaraath.

    Kusta dapat dibedakan menjadi 3 , yaitu:
1.    Kusta tuberkuloid
ditandai dengan satu atau lebih hipopigmentasi makula kulit dan bagian yang tidak berasa (anestetik)
2.    Kusta lepromatosa
dihubungkan dengan lesi, nodul, plak kulit simetris, dermis kulit yang menipis, dan perkembangan pada mukosa hidung yang menyebabkan penyumbatan hidung (kongesti nasal) dan epistaksis (hidung berdarah) namun pendeteksian terhadap kerusakan saraf sering kali terlambat.
3.    Kusta multibasiler
dengan tingkat keparahan yang sedang, adalah tipe yang sering ditemukan.
Terdapat lesi kulit yang menyerupai kusta tuberkuloid namun jumlahnya lebih banyak dan tak beraturan; bagian yang besar dapat mengganggu seluruh tungkai, dan gangguan saraf tepi dengan kelemahan dan kehilangan rasa rangsang.
Tipe ini tidak stabil dan dapat menjadi seperti kusta lepromatosa atau kusta tuberkuloid.

Penyebab :

1.    Mycobacterium leprae adalah penyebab dari kusta.
2.    bakteri yang tahan asam M. leprae juga merupakan bakteri aerobik, gram positif, berbentuk batang, dan dikelilimgi oleh membran sel lilin yang merupakan ciri dari spesies Mycobacterium.

Pencegahan :

1.    Tes Lepromin adalah suatu injeksi intrakutan dari suspensi jaringan lepra dan digunakan untuk menetapkan apakah  seseorang memiliki daya tangkis cukup terhadap lepra bentuk – L.
2.    Hasil tes negatif berarti orang tersebut sangat peka untuk infeksi dengan bentuk tersebut.
3.    Pada tahun 1965 telah dibuktikan di Uganda, bahwa vaksinasi BCG memberikan perlindungan  yang lumayan terhadap infeksi dengan bentuk – L

Pengobatan :

1.    Sejak dahulu kala obat satu-satunya terhadap lepra adalah minyak kaulmogra, yang efektif untuk meredakan gejala-gejalanya tanpa menyembuhkan penyakit.
2.    Tahun 1950 ditemukan dapson yang mampu menghentikan pertumbuhan basil lepra, yang kemudian lama-kelamaan akan dimusnahkan oleh sistem tangkis tubuh sendiri.
3.    Kemudian ditemukan leprostatika lain antara lain thiambutosin, klofazimin dan rifampisin.
4.    WHO menganjurkan sebagai terapi pilihan pertama suatu kombinasi dari dapson dengan rifampisin atau klofazimin selama sekurang-kurangnya 6 bulan. Kemudian disusul dengan monoterapi dapson selama 5 – 7 tahun pada bentuk tuberkuloid, dan seumur hidup pada bentuk – L dan borderline.
5.    Tahun1981: Terapi multiobat bertujuan: mencegah resistensi bakteri.  Kemoterapi Kusta pada 1993 ada dua tipe terapi multiobat standar.
a)    pengobatan selama 24 bulan untuk kusta lepromatosa dengan rifampisin, klofazimin, dan dapson.
b)    pengobatan 6 bulan untuk kusta tuberkuloid dengan rifampisin dan dapson.

Efek samping :

1.    reaksi lepra yaitu suatu reaksi alergi yang diakibatkan oleh basil mati yang berjumlah besar di dalam jaringan-jaringan. Gejala-gejala berupa demam tinggi, radang dan nyeri sendi, rasa lelah dan habis tenaga, khusus pada bentuk – L terjadi benjol-benjol merah kebiruan.
2.    Semula diduga bahwa reaksi-reaksi ini merupakan efek samping khusus dari dapson, tetapi kemudian ternyata dapat juga ditimbulkan oleh leprostatika lainnya kecuali klofazimin.
3.    Untuk mengatasi gejala-gejala ini, obat lepra sering dikombinasi dengan asetosal atau sedativa, atau jika lebih hebat bisa diberikan zat supresif (penekan) seperti kortikosteroid.
4.    Obat lepra tidak boleh dihentikan atau dikurangi dosisnya berhubungan meningkatnya bahaya resistensi.

Spesialite antilepra :

No
Generik dan Latin
Dagang
Pabrik
1
Diamino Difenil Sulfon (DDS)
Dapson
Indofarma
2
Clofazimine
Lamprene
Novartis



No comments:

Post a Comment