Sebaiknya anda tahu :
1. Penyakit
Hansen atau Penyakit
Morbus Hansen yang dahulu dikenal sebagai penyakit kusta atau lepra
2. Penyakit infeksi kronis
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae, ditemukan oleh seorang
ilmuwan Norwegia bernama Gerhard Henrik Armauer Hansen pada tahun 1873.
3. Tahun 2008
ditemukan Mycobacterium lepromatosis oleh Universitas Texas yang menyebabkan endemik
sejenis kusta di Meksiko dan Karibia,
yang dikenal lebih khusus dengan sebutan diffuse lepromatous leprosy.
4. Saat ini
penyakit lepra lebih disebut penyakit Hansen, bukan hanya untuk
menghargai jerih payah penemunya, melainkan juga karena untuk mengurangi stigma
sosial yang tak seharusnya diderita oleh pasien kusta.
Epidemiologi:
1. Distribusi
penyakit kusta dunia pada 2003.
Di seluruh dunia,
dua hingga tiga juta orang diperkirakan menderita kusta. India
adalah negara dengan jumlah penderita terbesar, diikuti oleh Brasil
dan Myanmar.
2. Kelompok
berisiko
a)
berisiko tinggi terkena kusta adalah yang tinggal
di daerah endemik dengan kondisi yang buruk seperti tempat tidur yang tidak
memadai, air yang tidak bersih, asupan gizi yang buruk,
b)
Adanya penyertaan penyakit lain seperti HIV yang
dapat menekan sistem imun.
c)
Pria
memiliki tingkat terkena kusta dua kali lebih tinggi dari wanita.
Ciri-ciri
kusta :
1.
Manifestasi klinis dari kusta sangat beragam,
namun terutama mengenai kulit, saraf, dan membran mukosa
2.
Penyakit ini adalah tipe penyakit granulomatosa pada saraf tepi dan mukosa
dari saluran pernapasan atas; dan lesi
pada kulit adalah tanda yang bisa diamati
dari luar
3.
Bila tidak ditangani, kusta dapat sangat
progresif, menyebabkan kerusakan pada kulit, saraf-saraf, anggota gerak, dan mata.
4.
Tidak seperti mitos
yang beredar di masyarakat, kusta tidak menyebabkan pelepasan anggota tubuh
yang begitu mudah, seperti pada penyakit tzaraath.
Kusta dapat
dibedakan menjadi 3 , yaitu:
1. Kusta
tuberkuloid
ditandai dengan
satu atau lebih hipopigmentasi makula kulit dan bagian yang tidak
berasa (anestetik)
2. Kusta lepromatosa
dihubungkan dengan lesi,
nodul, plak kulit simetris, dermis kulit
yang menipis, dan perkembangan pada mukosa hidung yang menyebabkan penyumbatan
hidung (kongesti nasal) dan epistaksis
(hidung berdarah) namun pendeteksian terhadap kerusakan saraf sering kali
terlambat.
3. Kusta
multibasiler
dengan tingkat
keparahan yang sedang, adalah tipe yang sering ditemukan.
Terdapat lesi kulit
yang menyerupai kusta tuberkuloid namun jumlahnya lebih banyak dan tak
beraturan; bagian yang besar dapat mengganggu seluruh tungkai, dan gangguan
saraf tepi dengan kelemahan dan kehilangan rasa rangsang.
Tipe ini tidak stabil dan dapat
menjadi seperti kusta lepromatosa atau kusta tuberkuloid.
Penyebab :
1.
Mycobacterium leprae adalah penyebab dari kusta.
2.
bakteri yang tahan asam M. leprae juga
merupakan bakteri aerobik, gram positif,
berbentuk batang, dan dikelilimgi oleh membran sel lilin yang merupakan ciri dari
spesies Mycobacterium.
Pencegahan :
1.
Tes Lepromin
adalah suatu injeksi intrakutan dari suspensi jaringan lepra dan digunakan
untuk menetapkan apakah seseorang
memiliki daya tangkis cukup terhadap lepra bentuk – L.
2.
Hasil tes
negatif berarti orang tersebut sangat peka untuk infeksi dengan bentuk
tersebut.
3.
Pada tahun
1965 telah dibuktikan di Uganda, bahwa vaksinasi BCG memberikan perlindungan yang lumayan terhadap infeksi dengan bentuk –
L
Pengobatan :
1.
Sejak
dahulu kala obat satu-satunya terhadap lepra adalah minyak kaulmogra,
yang efektif untuk meredakan gejala-gejalanya tanpa menyembuhkan penyakit.
2.
Tahun 1950 ditemukan dapson yang mampu menghentikan
pertumbuhan basil lepra, yang kemudian lama-kelamaan akan dimusnahkan oleh
sistem tangkis tubuh sendiri.
3.
Kemudian
ditemukan leprostatika lain antara lain thiambutosin, klofazimin dan
rifampisin.
4.
WHO menganjurkan
sebagai terapi pilihan pertama suatu kombinasi dari dapson dengan rifampisin
atau klofazimin selama sekurang-kurangnya 6 bulan. Kemudian disusul dengan
monoterapi dapson selama 5 – 7 tahun pada bentuk tuberkuloid, dan seumur hidup
pada bentuk – L dan borderline.
5.
Tahun1981: Terapi multiobat bertujuan: mencegah
resistensi bakteri. Kemoterapi Kusta
pada 1993 ada dua tipe terapi multiobat
standar.
a) pengobatan
selama 24 bulan untuk kusta lepromatosa dengan rifampisin, klofazimin, dan
dapson.
b) pengobatan
6 bulan untuk kusta tuberkuloid dengan rifampisin dan dapson.
Efek samping :
1.
reaksi
lepra yaitu suatu reaksi alergi yang diakibatkan oleh basil
mati yang berjumlah besar di dalam jaringan-jaringan. Gejala-gejala berupa
demam tinggi, radang dan nyeri sendi, rasa lelah dan habis tenaga, khusus pada
bentuk – L terjadi benjol-benjol merah kebiruan.
2.
Semula
diduga bahwa reaksi-reaksi ini merupakan efek samping khusus dari dapson,
tetapi kemudian ternyata dapat juga ditimbulkan oleh leprostatika lainnya
kecuali klofazimin.
3.
Untuk
mengatasi gejala-gejala ini, obat lepra sering dikombinasi dengan asetosal atau
sedativa, atau jika lebih hebat bisa diberikan zat supresif (penekan) seperti
kortikosteroid.
4.
Obat lepra
tidak boleh dihentikan atau dikurangi dosisnya berhubungan meningkatnya bahaya
resistensi.
Spesialite antilepra :
No
|
Generik
dan Latin
|
Dagang
|
Pabrik
|
1
|
Diamino Difenil Sulfon (DDS)
|
Dapson
|
Indofarma
|
2
|
Clofazimine
|
Lamprene
|
Novartis
|
No comments:
Post a Comment